Pilih bahasa yang di inginkan:- BAHASA MELAYU

Saturday, October 3, 2020

Undang Undang Lima Pasal Riau (Bahagian 4)


Meriam lama di Pulau Penyengat
UNDANG-UNDANG LIMA PASAL RIAU..... Sambungan dari Bahagian 3....

Pasal tiga.
Pada menyatakan tokong pulau dan teluk rantau di dalam jajahan Riau dan Lingga dan asalnya siapa yang memiliki dan siapa yang punya.

Bermula adalah Johor dan Pahang Riau dan Lingga adalah masa dahulunya tiada seorang Raja dan tiada seorang Menteri yang memiliki tetapi adalah orang yang diam pada pihak Riau dan Bintan dan Lingga adalah segala jajahannya masing masing ada dengan kepalanya. Adalah isinya daripada pihak rakyat rakyat. Dan daripada pihak sebelah daratan seperti Pahang dan Melaka dan segala isinya orang hutan bangsanya Pangan. Dan adalah Bintan pada masa itu kepalanya seorang perempuan namanya Tun Seri Binai maka ialah yang mengambil Raja yang datang dari Bukit Siguntang nama nya Seri Teri Buana, maka ialah yang menjadi Raja di Bintan maka turun temurun dari Seri Teri Buana inilah asal Raja Melayu melarat sampai ke Singapura dan sampai ke Melaka, maka anak cucu dialah yang dialahkan oleh Aceh dan Jawa sampai ikan todak pun melanggar juga pada ceritanya. Demikianlah kisahnya hingga sampai pada zaman Sultan Abdul Jalil yang mangkat di Kuala Pahang dialahkan oleh Raja Kecik yang tersebut pada pasal yang pertama. Pada masa inilah dialahkan oleh Raja Bugis pula lalu menjadi Raja Muda didalam Riau seperti yang tersebut pada pasal yang pertama dahulu itu. Maka jikalau hendak tahu perjalanan Raja Melayu dengan Raja Bugis hendaklah engkau lihat pada Tawarikh Al Kubra dan Tawarikh Al Wusta akan tetapi adalah kami hendak menyatakan barang yang mustahik bagi tanah tanah bagi siapa yang mustahik ini maka tiadalah kami panjangkan maka tiliklah pada kitab yang dua itu.

Syahdan maka Raja yang ketiga itu lain daripada Yang DiPertuan Besar maka masing masing dengan kuasanya serta pemerintahannya. Dan adalah Raja yang ketiga itu barang di mana mana ia duduk pada tempat itulah yang punya kuasa sendirinya dan punya perintah serta dengan takluk daerahnya tiadalah boleh Yang DiPertuan Besar ambil kuasanya itu diganti dengan orang lain adalah muhhal al syahidnya seperti umpamanya Bendahara Pahang maka ialah yang mentadbirkan Pahang dan dialah sendiri berbuat nazam peraturan negerinya membuat segala pegawai dan orang besar besarnya. Dan demikianlah Temenggung dimana mana tempat yang dihidupkannya adalah kuasanya itu kepadanya mentadbirkan daripada perintah dan hasilnya.

Demikianlah Yang DiPertuan Muda Riau maka adalah ia kuasa memerintahkan daripada segala pekerjaan Yang DiPertuan Besar dengan segala daerah takluknya. Adalah tahta Kerajaan Negeri Riau dengan segala daerah takluknya adalah sebab demikian itu yaitu menduduki pesaka yang telah dahulu dahulu.
Maka adalah ia menerima pesaka itu beberapa kali. Sekali ia menerima daripada Marhum Sulaiman, kedua kalinya ia menerima daripada Marhum Sulaiman juga demikian juga yang ketiga kali nya pula ia menerima daripada Marhum Sulaiman jua, yaitu Marhum Kelana Jaya Putera dan Marhum Mangkat DiKota dan Marhum Janggut dan keempat kalinya ia menerima dengan kemufakatan isi negeri serta Bendahara Pahang yaitu Marhum Teluk Ketapang yang menerima dan kelima kalinya menerima pesaka daripada Marhum Mahmud yaitu Yang DiPertuan Muda Raja Ali yang dinamai Marhum Pulau Bayan dan keenam kalinya Yang DiPertuan Muda itu menerima pesakanya itu daripada Marhum Mahmud tatkala lepas daripada diserahkan Holanda dan Inggris akan Riau kepada Sultan Mahmud maka Sultan Mahmud pun menyuruh mengambil Yang DiPertuan Muda Raja Jaafar di Kelang serta sampai maka dipulangkanlah pesakanya dan ketujuh kalinya, menerima pesakanya daripada Sultan Muhammad yaitu lah Yang DiPertuan Muda Raja Abdul Rahman. Adalah ia menerima pesakanya dengan Sultan Muhammad itu dengan sumpah setianya seperti adat istiadat lama jua dan yang kedelapan kalinya Yang diPertuan Muda Riau menerima pesakanya itu daripada Sultan Mahmud serta Gubernur Jenderal Betawi serta dengan segala anak Raja Raja kaum kerabatnya menaruh tanda tangan sekaliannya yaitu Yang DiPertuan Muda Raja Ali adanya.
Inilah segala Raja Raja yang tersebut itu memiliki negeri maka hal keadaannya bersekutu dengan Raja Melayu pada nama Kerajaan.

Sebermula adapun akan teluk rantau tokong pulau itu maka yaitu kami mula ceritanya itu daripada sebelah Pulau Perca yaitu seperti Reteh dan Batin Enam Suku. Adalah asalnya yang punya tempat itu Raja Minangkabau yaitu Raja Hijau kemudian diambilnya dengan perang daripada Siantan Inderagiri. Adalah Raja Hijau itu empat Raja Raja sertanya, pertama Raja Hijau, kedua Raja Metiak, ketiga Raja Lais dan keempat Raja Bayang. Kemudian dipukul dan diperangi oleh Yang DiPertuan Muda Raja Haji dan dialahkannya sekali. Jadi dimilikinya lah hingga sampailah kepada anak cucunya sekarang ini. Adapun Dani ada seorang kepalanya yang menggelarkan dirinya Datuk Malaikat bangsa Minangkabau. Maka adalah takluknya daerahnya hingga sampai Karimun dan Buru dan Kundur dan Ungar. Maka dipukul juga oleh Raja Haji itu alah pula tempat itu jadi miliklah hingga sampai anak cucunya. Kemudian lagi daripada itu tatkala sudah Inggeris membataskan pulau pulau yang disebelah Johor dan disebelah Riau maka dipukul pulak oleh Yang DiPertuan Muda Raja Jaafar putera Marhum Raja Haji bersama sama Gubermen Holanda membantunya alah pulak Karimun itu maka setelah asal daripada alah itu maka diganti belanja pulak oleh Marhum Raja Jaafar dengan segala Menteri Menterinya maka adalah yang masuk daerahnya itu Karimun Ungaran dan Buru dan Pulau Terung hingga Taman. Inilah adanya.

Adapun tentang pulau pulau yang tujuh itu adalah asalnya yang punya itu Raja Jawa. Pada masa dahulu kalanya maka diberikan kepada Raja Melaka. Kemudian hingga turun temurunlah sampai kepada Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah, maka dipukul pulak oleh Raja Alam anak Raja Kecik maka dapatlah ketangan nya, maka dipukul pula oleh Marhum Sultan Sulaiman tetapi tiada dapat dikalahkannya, maka baliklah ia ke Riau mintak dipukulkan sekali lagi kepada Yang DiPertuan Muda Marhum Janggut serta segala pertikaman yang diambil di Selangor orang baik baik banyaknya lima ratus orang lalulah alah maka dipesakailah kepada Yang Dipertuan Muda perintah itu hingga sampai sekarang ini.

(Bersambung ke Bahagian 5)...

No comments:

Post a Comment