Pilih bahasa yang di inginkan:- BAHASA MELAYU

Saturday, October 3, 2020

Undang Undang Lima Pasal Riau (Bahagian 2)


Makam Raja Ali Haji di Pulau Penyengat
UNDANG-UNDANG LIMA PASAL RIAU (adalah bahagian Dari Undang Undang Tubuh atau Perlembagaan Kerajaan Riau Lingga yang ditulis oleh Raja Ali Haji, Penasihat Kerajaan pada tahun Hijrah 1221 bersama tahun Masihi 1806). Sambungan dari Bahagian 1....

Bermula adapun Marhum Jaafar maka beranakkan Yang DiPertuan Muda Raja Abdul Rahman dan Yang DiPertuan Muda Raja Ali yang lainnya daripada itu beberapa puteranya laki laki dan perempuan maka tiadalah kami sebutkan disini kerana hendak mengambil sempena.

Bermula adalah Raja Maimunah puteri Arung Parani dengan Tengku Tengah maka bersuamikan Temenggung Johor dan adalah Daeng Kecik beranakkan Temenggung Abdul Rahman dan Temenggung Abdul Rahman beranakkan Temenggung Selat yang sekarang di Teluk Belanga.

Bahawa inilah segala Raja Raja Melayu yang sudah bercampur baur dengan Raja Bugis. Adapun salasilah Raja Melayu daripada sebelah bapanya sahaja yang diambil daripada masa alah Riau, tatkala sudah dibantu Raja Bugis yaitu Marhum Abdul Jalil beranakkan Marhum Sulaiman dan Marhum Sulaiman beranakkan Marhum Abdul Jalil suami Tengku Putih anak Marhum Arung Pali digelar orang sekarang ini Marhum Mangkat di Kota. Maka Marhum Abdul Jalil ini tiada sempat menjadi Raja ialah beranakkan Marhum Sultan Mahmud dan Marhum Sultan Mahmud beranakkan Sultan Abdul Rahman dan Sultan Abdul Rahman beranakkan Sultan Muhammad dan Sultan Muhammad beranakkan Sultan Mahmud yang maujud pada tarikh surat ini.

Bermula adalah Bendahara Johor daripada masa alah Riau oleh Siak itu hingga pada masa tarikh surat ini yaitu pertama tama, Tun Abas kedua Tun Abdul Majid ketiga Tun Koris keempat Tun Ali kelima Tun Muhammad Tahir yang maujud pada tarikh surat ini. Adalah suku suku Bendahara ini tiada berkerabat dengan Raja Bugis akan tetapi ada ia satu asal dengan Raja Johor yaitu saudara yang tua kepada Marhum Abdul Jalil yang mangkat di Kuala Pahang adanya.

Syahdan kembali pula kami menyatakan peraturan pada Raja Raja yang menjadi Yang DiPertuan Muda Riau. Adalah yang mula mula awal menjadi Yang DiPertuan Muda Riau yaitu Kelana Jaya Putera. Maka setelah selesainya pada menjadi Yang DiPertuan Muda maka membuatlah Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah dengan Sultan Alauddin Ibni Opu akan suatu perjanjian sumpah setia sampai turun temurun kepada anak cucu cicitnya seperti yang tersebut surat surat sumpah setia yaitu memulangkan perintah negeri Johor dan Pahang dengan segala daerah takluknya Riau dan Lingga dengan segala daerah takluknya teluk rantau, tokong pulau, rakyat sekalian kepada Yang DiPertuan Muda dengan sumpah setia menaruh cap tandatangan sebelah menyebelah maka diperpegang setia ini.

Syahadan apabila mangkat Sultan Alauddin Syah Ibni Opu maka digantikan oleh saudaranya yang muda bernama Arung Pali maka bergelar Yang DiPertuan Muda Sultan Alauddin juga maka telah dibaru barui pulak sumpah setia lama itu. Kemudian maka mangkat pula Yang DiPertuan Arung Pali itu yang disebut juga Marhum yang Mangkat Dikota. Maka digantikan pula akan dia oleh anak saudaranya yaitu Daeng Kemboja yang nama gelarnya Marhum Janggut itu.

Maka setelah mangkat pula Marhum Janggut itu maka telah digantikan pula dengan sepupunya yang bernama Raja Haji yaitu putera Marhum Mangkat di Kota. Maka Yang DiPertuan Muda inilah yang mengalahkan negeri Kedah dan Perak dan Inderagiri dan Retih dan Dani yaitu batin enam suku yang syahid berperang dengan Holanda di Melaka.

Setelah mangkat Marhum itu maka digantikan pula oleh anak saudara sepupunya yang bernama Raja Ali maka bergelar Sultan Alauddin Syah juga. Maka apabila mangkat Yang DiPertuan Muda Raja Ali maka digantikan pula oleh saudara dua pupunya yang bernama Raja Jaafar maka Marhum Raja Jaafar inilah serta Tengku Besar yang membuat perjanjian kontrak dengan Gubermen Holanda yaitu pada masa Jendral Betawi yang bernama Baron Van Der Capellen.

Maka apabila mangkat Marhum ini maka digantikan pula oleh puteranya yang bernama Raja Abdul Rahman. Maka telah mangkat Marhum Abdul Rahman maka digantikan pula oleh saudaranya yang bernama Raja Ali dengan kesukaan Yang DiPertuan Lingga serta Gubermen Holanda serta ba’at oleh segala isi negeri daripada segala anak Raja Raja orang baik baik sekalian adanya.

Maka adalah tarikh awalnya segala Raja Raja yang tersebut ini adalah pada suatu kitab bernama Tawarikh Al Wusta yang ada maujud pada masa ini didalam tangan Yang DiPertuan Muda Riau.

Adalah Yang DiPertuan Besar itu lima orang pertama tama Almarhum Sulaiman kedua Almarhum Mahmud yaitu Putera Raja Abdul Jalil ketiga Marhum Sultan Abdul Rahman keempat Marhum Muhammad kelima Yang Dipertuan Lingga Sultan Mahmud Muzaffar Syah.

Adapun Bendahara nya bernama Tun Abas Sri Maharaja dan kedua Tun Abdul Majid ketiga Tun Koris keempat Tun Ali kelima Tun Muhammad Tahir.

Adapun Temenggungnya Seri Maharaja yaitu suami Raja Maimunah saudara Almarhum Janggut yaitu Daeng Perani anak Opu kedua Temenggung Abdul Rahman anak Daeng Kecik anak Raja Maimunah ketiga Temenggung Ibrahim anak Temenggung Abdul Rahman

Yang tersebut itu adalah segala ehwalnya segala Raja Raja itu adalah sejarah yang tersebut tadi adanya.

(Bersambung ke Bahagian 3)...

No comments:

Post a Comment